November 07, 2010

Financial Planning : Seberapa Penting ?

Saat Michaelangelo diminta menggambarkan bagaimana ia membuat sebuah patung bernama David, ia mengatakan bahwa patung itu sudah ada di dalam batu itu sebelum ia memahatnya. Yang ia lakukan adalah melihatnya lantas kemudian memahatnya dengan membuang bagian yang tidak perlu.

Dalam sebuah biografi tentang dirinya ditulis : For Michaelangelo, the job of the sculptor was to free the forms that were already inside the stone. He believed that every stone had a sculpture within it, and that the work of sculpting was simply a matter of chipping away all that was no a part of the statue.

Dari sebongkah batu marmer, Michael Angelo telah melahirkan sebuah mahakarya indah yang kemudian menjadi sangat terkenal sampai saat ini. Kuncinya jelas : sejak awal ia tahu bagaimana patung itu akan menjadi.

Sama seperti pilihan pada sebuah batu, kehidupan finansial yang kita jalani bisa kita biarkan apa adanya atau membuatnya menjadi sebuah mahakarya bernama kehidupan finansial yang kita inginkan. Itu adalah pilihan masing-masing orang.

Sama seperti pilihan pada sebuah batu, untuk mewujudkan sebuah mahakarya bernama kehidupan finansial yang kita inginkan, kita harus memiliki tujuan finansial yang jelas. Tanpa memiliki tujuan finansial yang jelas, kita tidak akan pernah tahu kemana arah yang diinginkan. Patung akan tetap terpahat, namun dengan bentuk yang tidak jelas atau malah tidak berbentuk sama sekali.
TUJUAN KEUANGAN (FINANCIAL GOAL)
Tujuan keuangan adalah sesuatu yang ingin kita wujudkan pada suatu saat tertentu. Meskipun bersifat materi, namun tujuan keuangan sebenarnya dilakukan untuk mewujudkan tujuan lain yang bersifat non materi. Dengan kata lain, kekayaan adalah sarana untuk mencapai tujuan hidup yang sebenarnya kita inginkan. Sebagai misal, keinginan untuk memiliki tabungan atau rumah adalah karena kita ingin hidup tenang berkecukupan.

Setiap orang pada dasarnya memiliki banyak tujuan keuangan yang ingin diwujudkan dalam waktu yang berbeda-beda sesuai dengan prioritas keinginannya. Kendati tujuan keuangan masing-masing orang berbeda, namun ada beberapa pedoman yang bisa digunakan dalam membuatnya yaitu :
• Spesifik
Tujuan keuangan harus spesifik dalam arti untuk mewujudkan sesuatu yang memiliki kekhususan atau perbedaan dengan yang lain. Sebagai misal : ingin melanjutkan studi program magister, memiliki rumah tipe 45, memiliki mobil niaga keluaran tahun 2010, dan sebagainya.
• Bisa diukur
Tujuan keuangan bukan sesuatu yang abstrak, namun harus bisa diukur sekaligus menjadi indikator pencapaian. Sebagai misal : memiliki tabungan senilai Rp 100 juta, memiliki rumah senilai Rp 200 juta, dan sebagainya.
• Memiliki target waktu
Tujuan keuangan harus memiliki target waktu yang jelas kapan harus terwujud. Sebagai misal : memiliki tabungan senilai Rp 100 juta pada akhir Desember tahun 2030. Tujuan yang tidak memiliki tenggat waktu adalah khayalan.
• Realistis (masuk akal)
Tujuan keuangan harus realistis dalam arti mampu diwujudkan sesuai dengan kemampuan. Jika saat ini kita hanya mampu menabung sebesar Rp 1 juta per bulan, akan menjadi hal yang mustahil untuk memiliki tabungan sebesar Rp 1 milyar di tahun depan kecuali menang lotere atau mendapat warisan.

PERENCANAAN KEUANGAN (FINANCIAL PLANNING)
Perencanaan keuangan atau financial planning atau adalah proses merencanakan keuangan untuk mencapai tujuan keuangan. Satu alasan pasti mengapa kita harus melakukan financial planning adalah karena kita harus menjalani kehidupan yang sudah diberikan Tuhan.

Saat menjalani kehidupan, ada banyak sekali hal yang harus dilakukan dalam kondisi ketidakpastian. Dan untuk itulah kita memerlukan perencanaan yang benar. Meminjam fase kehidupan dari LeBoeuf, ada empat aktivitas sepanjang hidup kita yang harus dijalani yaitu belajar, menghasilkan, hidup dan memberi. Belajar adalah aktivitas hidup yang dilakoni pada tahun-tahun awal, menghasilkan adalah aktivitas saat dewasa dan paruh baya, hidup dan memberi adalah aktivitas di saat usia senja.

Pada fase manapun kita berada, perencanaan keuangan seharusnya sudah dilakukan sebelum aktivitas tersebut dilakukan. Perencanaan untuk membiayai sekolah, membiayai kehidupan keseharian, tabungan untuk hari depan saat usia uzur tiba atau memberi sedikit warisan kepada keturunan akan jauh lebih baik jika sudah direncanakan sejak awal.

Financial planning berlaku untuk semua orang baik yang memiliki banyak atau sedikit uang. Memiliki banyak uang tanpa perencanaan keuangan, bisa membuat kekayaan menjadi terkikis habis. Memiliki sedikit uang tanpa perencanaan, bisa membuat kekayaan tidak bertambah atau malah kian terjebak dalam pusaran arus utang.

MANFAAT PERENCANAAN KEUANGAN
Kebanyakan orang ingin menjadi kaya dengan memiliki banyak uang namun hanya sedikit yang dapat mewujudkannya. Ini terjadi karena kebanyakan orang tidak memiliki perencanaan keuangan di mana mereka bisa memusatkan strategi dan tindakan untuk mencapainya.

Dengan memiliki perencanaan keuangan, kita akan dapat merancang strategi dan rencana tindakan untuk mencapainya. Sebagai contoh, strategi dan tindakan untuk mendapatkan uang Rp 10 juta di tahun depan akan berbeda jika ingin mendapatkan Rp 500 juta.

Untuk mendapatkan Rp 10 juta, kita barangkali masih bisa mendapatkannya dengan menyisihkan sebagian gaji setiap bulan. Namun untuk mendapatkan Rp 500 juta, kita harus menyisihkan gaji setiap bulan, mencari pekerjaan tambahan, mengikuti bisnis pemasaran berjenjang (multi level marketing), dan sebagainya.

Meski begitu, rancangan strategi dan tindakan tidak cukup untuk mewujudkan tujuan keuangan jika tidak didukung dengan keinginan yang kuat dan ketekunan. Sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Universitas Yale menyimpulkan bahwa tujuan hidup yang jelas dan spesifik memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan hidup.

Saat itu di tahun 1953, 3% dari seluruh mahasiswa yang baru lulus sudah menuliskan keinginan dan tujuan hidup mereka sementara 97% sisanya memilih bersikap untuk hidup dengan apa yang akan terjadi. Dua puluh tahun kemudian, 3% lulusan tersebut terbukti memiliki penghasilan tiga kali lebih besar dibandingkan 97% lulusan yang lain.

FINANCIAL PLANNING : STEP BY STEP
Ada beberapa tahapan yang semestinya dilalui dalam merencanakan keuangan pribadi maupun keluarga. Secara umum, perencanaan keuangan dimulai dengan menentukan tujuan keuangan, memeriksa kondisi keuangan, melaksanakan rencana dan evaluasi.

Menentukan Tujuan Keuangan
Perencanaan keuangan dimulai dengan menentukan tujuan keuangan yang ingin dicapai. Langkah yang perlu dilakukan adalah : tuliskan tujuan-tujuan keuangan yang ingin dicapai semisal menabung untuk pendidikan anak, membayar lunas semua hutang kartu kredit, membeli sepeda motor baru, dan sebagainya.

Setelah itu, pisahkan tujuan keuangan tersebut sesuai target jangka pendek, menengah dan panjang. Pada masing-masing periode target, urutkan tujuan keuangan yang ada sesuai dengan skala prioritas yang ingin dicapai. Skala prioritas ini penting karena dengan sumberdaya yang terbatas, pasti terdapat tujuan keuangan yang lebih penting dibandingkan dengan yang lain. Sebagai misal, jika melunasi hutang kartu kredit menjadi prioritas pertama, maka rencana untuk memiliki sepeda motor baru sebaiknya ditunda terlebih dahulu.

Berikut adalah beberapa contoh tujuan keuangan yang ingin dicapai dalam jangka pendek, menengah dan panjang sesuai urutan prioritas.

Jangka Pendek :
1. Melunasi tagihan kartu kredit sebesar Rp 5 juta
2. Memiliki uang sebesar Rp 10 juta untuk membayar uang muka pembelian rumah tipe 45 di Dieng Indah Permai pada tangal 30 Desember tahun ini.
3. Memiliki 100 lot saham Aneka Tambang.

Jangka Menengah :
1. Memiliki uang sebesar Rp 30 juta pada tanggal 1 Juli 2014 untuk sekolah di program magister.
2. Membeli mobil baru senilai Rp 150 juta.

Jangka Panjang :
1. Memiliki uang di bank untuk biaya hidup saat pensiun minimal Rp 1 milyar pada tanggal Januari 2030.
2. Memiliki ruko senilai Rp 500 juta untuk disewakan di komplek Semarang Pesona Asia pada Februari 2030.

Financial Check Up
Saat ingin bepergian ke suatu tempat, kita harus melihat dulu berapa uang yang tersedia di kantong sebelum memilih alat transportasi yang akan digunakan. Perencanaan keuangan juga memerlukan gambaran kondisi keuangan yang ada saat ini sebelum memilih ‘kendaraan’ apa yang akan dipakai untuk mewujudkan tujuan keuangan tersebut.

Kondisi keuangan yang ada akan memberi gambaran apakah saat ini kita dalam posisi kelebihan atau kekurangan uang. Dengan begitu, bisa diperoleh gambaran dengan cara apa tujuan keuangan tersebut akan dicapai apakah dengan menabung, menjual harta yang tidak produktif, meminjam dari bank, dsb.

Financial net worth adalah barometer yang dapat digunakan untuk mengukur kesehatan finansial yang diperoleh dengan cara mengurangi financial asset dengan financial liabilities.


financial asset - financial liabilities = financial net worth

Financial asset adalah uang atau suatu investasi yang dapat dikonversi ke dalam rupiah yang dapat digunakan untuk membeli sesuatu sekarang atau pada suatu saat nanti. Sebagai misal adalah uang di bank, saham, obligasi atau reksadana. Pada intinya, financial asset adalah sesuatu yang dapat menghasilkan kekayaan.

Jadi, rumah, kendaraan, perangkat audio dan barang-barang lain yang tidak menghasilkan pemasukan tidak termasuk dalam financial asset. Namun apabila rumah, kendaraan atau perangkat lain adalah ‘barang dagangan’ yang tidak untuk dinikmati namun untuk dijual atau disewakan sehingga bisa menghasilkan uang, maka termasuk dalam financial asset.

Financial liabilities adalah jumlah semua hutang yang saat ini masih menjadi kewajiban untuk dibayar seperti utang bank, total tagihan kartu kredit, sisa utang kredit rumah, dan sebagainya.

Nah, sekarang perhatikan barang-barang yang kita miliki : lebih banyak berupa asset penghasil atau pengurang kekayaan ? Disinilah sebenarnya kita bisa mulai menilai apakah tujuan keuangan yang dibuat realistis atau tidak. Lihat kembali tujuan keuangan yang sudah dibuat lalu sesuaikan dengan kondisi keuangan saat ini. Jika tidak realistis, lakukan revisi dengan memprioritaskan yang lebih mendesak untuk segera dilakukan.

Sebagai contoh, jika lebih banyak kewajiban keuangan yang harus diselesaikan, maka tujuan keuangan yang sudah ada bisa diubah dengan memprioritaskan penuntasan kewajiban keuangan ketimbang membeli barang yang sebenarnya belum benar-benar dibutuhkan. Dengan bunga dan jumlah pinjaman yang besar, menunda pembayaran utang bisa memberi dampak ‘sistemik’ yang tidak sehat.

Financial check up juga bisa dilakukan dengan melakukan analisis laporan keuangan pribadi atau keluarga dengan menggunakan beberapa rasio keuangan.

Take Action
Saatnya take action untuk melaksanakan rencana keuangan sesuai tujuan yang kita inginkan. Pada tahap ini, kita sudah harus memilih ‘kendaraan’ yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Jika kondisi finansial memungkinkan, mungkin kita bisa mencapai tujuan itu dengan cara menabung. Jika tidak, mungkin kita harus meminjam uang atau menjual harta yang tidak produktif.

Pada tahap ini kita sebenarnya sudah harus memiliki strategi untuk mewujudkan keinginan tersebut dengan berbagai cara yang bisa dilakukan. Ilustrasi klasik yang sering digunakan dalam perencanaan keuangan adalah pertanyaan tentang bagaimana cara memakan gajah. Gajah tidak bisa kita makan sekali telan, namun perlu strategi dengan memakannya sepotong demi sepotong.

Take action untuk mewujudkan rencana tidak harus dilakukan dengan uang, namun bisa dengan melakukan sesuatu yang menghasilkan uang. Sebagai misal, kita bisa menambah uang yang ditabung setiap bulan dengan mencari pekerjaan lain seperti menjadi tenaga lepas, menjadi pemasar produk online, penulis buku, dsb. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah asset tidak produktif menjadi sesuatu yang menghasilkan misalnya mobil yang kita gunakan sehari-hari terkadang juga disewakan.

Sekedar catatan, mencapai tujuan keuangan dengan berutang sebaiknya tidak digunakan untuk membiayai tujuan keuangan jangka panjang. Hidup dalam kondisi harus terus membayar utang sampai saat umur menjadi uzur bukanlah tindakan bijak.

Evaluasi
Saat di tengah perjalanan, tidak ada salahnya berhenti sejenak untuk melihat kembali apakah jalur yang dilalui sudah benar, bahan bakar masih cukup dan tidak ada kerusakan yang berarti pada kendaraan yang kita tumpangi. Jika ada masalah, kita harus mencari tahu sumber masalah itu dan mencari solusinya.

Perencanaan keuangan juga perlu dievaluasi setiap saat untuk memastikan rencana berjalan seperti semula. Sebab terkadang, kita mengalami kejadian tidak terduga yang tidak bisa dihindari. Sebagai misal, rencana untuk menabung secara rutin setiap bulan tidak bisa dilakukan karena tiba-tiba ada anggota keluarga yang sakit. Agar rencana menabung tetap berjalan seperti semula, kita bisa mengambilnya dari pos lain yang tidak begitu penting dan menganggarkan pengeluaran untuk mengikuti program asuransi kesehatan di bulan depan.